Jumat, 19 Agustus 2011

7 Cara Alami Basmi Ketombe

 Gerbang dunia com :
 
Ketombe adalah suatu kondisi medis yang cukup serius. Serpihan putih tersebar di kulit kepala suatu hal yang menjengkelkan. Bayangkan jika sedang dalam pertemuan penting, anda harus menggaruk-garuk kepala gara-gara ketombe.
Bagaimana anda bisa menikmati kencan dan makan malam jika di punggung anda bertabur serpihan ketombe? Atau jika anda sedang makan siang dengan atasan lalu saat anda membungkukkan badan terlihat sebuk putih di rambut anda. Hal itu tentu tak ingin menimpa anda.

Bila anda ternyata bermasalah dengan ketombe, sebenarnya ada cara mengatasinya secara alami. Ketombe dapat hilang dari kehidupan anda dengan beberapa cara berikut ini :

1. Gosokkan lemon ke kulit kepala , gosokkan secara sistematis. Dan pastikan tidak ada yang dibiarkan ada yang belum tergosok. Lakukan setenga jam sebelum keramas. Hal ini lebih efisien dilakukan saat waktu luang di rumah.

2. Pijat rambut anda dengan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dan biarkan untuk sementara waktu. Perawatan dengan dengan minyak kepala memiliki sifat anti jamur. Untuk meningkatkan efisiensi pengobatan ini, tutup kepala anda dengan handuk panas. Semakin lama menutupnya, maka pengobatannya akan lebih efektif.

3. Gunakan fenugreek (methi) untuk membersihkan ketombe. Rendam dua sendok makan biji fenugreek dalam air lalu diamkan semalaman. Biji fenugreek akan lebih lembut pada keesokkan harinya. Keesokkan harinya, hancurkan lalu oleskan pada rambut anda dan diamkan selama 20 menit lalu dibilas.

4. Pengobatan dengan handuk hangat bisa anda coba. Rendam handuk dengan air hangat lalu peras. Gunakan handuk itu untuk menutupi rambut anda dan biarkan selama sepuluh menit.

5. Gunakan larutan air dan cuka . Ambil satu sendok makan cuka dan campurkan dengan enam sendok makan air. Simpan campuran ini selama satu malam. Dan saat paginya ketika anda ingin keramas, campurkan campuran cuka tersebut dengan shampoo herbal yang baik.

6. Minum air mineral yang cukup. Dengan meminum air yang mengandung mineral yang cukup, akan membantu anda mengatasi ketombe.

7. Memijat kepala saat keramas . Pijatlah rambut anda secara lembut dan menyeluruh dari leher sampai kepala. Ini bisa membantu meningkatakan sirkulasi darah dan menghilangkan serpihan ketombe yang telah terakumulasi pada kulit kepala anda.

Jika anda mempunyai masalah ketombe yang cukup serius, anda butuh kesabaran dalam melakukan cara tersebut. Tak mungkin masalah ketombe hilang dalam waktu semalam. Namun upaya menggabungkan shampoo dengan bahan alami akan lebih membantu menghilangkan ketombe anda dalam jangka panjang. Tetapi, jika masalah ini terus berlanjut dan tak kunjung hilang, anda tidak perlu berfikir panjang untuk berkonsultasi ke dokter.

Bakat adalah Amanah

Kamaluddin Ramdhan

 

Kalau saya tanya, apa bakat saya ? saya pasti tidak akan bisa menjawab. Karena jika saya bisa, mungkin saat ini saya tidak bisa bermain-main dengan keyboard hanya sekedar menulis tentang bakat disini.
Dalam buku laskar pelangi, Andrea Hirata menyamakan bakat seperti area 51 di gurun nevada. Area 51 adalah tempat dimana sebuah mistery sepanjang zaman tidak pernah ditemukan dengan terang benderang. Begitu juga bakat. Bakat adalah sesuatu yang diberikan oleh Tuhan yang sulit sekali ditemukan.
Seorang forrest gump dalam menemukan bakatnya harus bersusah-susah dahulu menjadi tentara pada perang vietnam. Dan karena tertembak dibagian belakang membuatnya hidup di penampungan tanpa kesibukan yang berarti. Disitulah dia baru mengetahui bahwa dia sangat pandai bermain bola pingpong. Bermain bola pingpong baginya seperti menghirup dan menghembuskan nafas sehari-hari, mudah dan sangat ahli, tidak perlu banyak belajar. Semua karena bakat.
Apa yang didapat oleh forrest gump kemudian adalah dia menjadi orang yang sangat terkenal dan mendapatkan banyak uang dari bermain pingpong. Banyak sponsor yang menyumbang dengan memasang iklan atas namanya.Uang hasil sumbangan itu lalu digunakan membeli kapal udang dan menjadikannya miliarder yang sangat terkenal di Amerika.
Kemampuan forrest gump dalam menjaring udang dengan kapten Dan tentu bukanlah bakat. Karena keberhasilannya mendapatkan udang yang melimpah lantaran banyak kapal udang lain gulung tikar akibat badai. Disitulah gump mendapatkan keberuntungan dan bernasib baik.
Bakat adalah sesuatu yang sulit bisa disadari pemiliknya. Tetapi sebenarnya ada tanda-tanda sederhana dimana bakat itu sudah muncul. Menurut saya, bakat itu sesuatu yang ketika kita melakukannya merasa sangat mudah, tidak terbebani dan bisa menghasilkan energi yang luar biasa saat kita kerjakan. Bakat tidak membutuhkan pembelajaran yang rumit. Dengan sedikit saja belajar jika memang bakat maka semua akan terasa mudah.
Kesalahan manusia adalah menganggap bahwa setiap bakat yang telah ditemukan pasti akan menghasilkan uang banyak. Bagi saya, bakat adalah amanah yang diberikan oleh Allah sebagai pencipta langit dan bumi beserta isinya.
Bakat diberikan sebagai bagian dari anugerah kepada manusia sebagai pemimpin bumi.
Bakat adalah penanda bagi diri manusia sebagai penentu peran dalam melakoni kehidupannya. Bakat pasti ada pada setiap individu. Hanya saja untuk menemukannya kadang harus menunggu seumur hidup bahkan ada banyak orang yang tidak pernah bertemu apa bakatnya.
pesan moral : kita kadang kehabisan waktu hanya karena mencari bakat dengan harapan menjadi orang sukses. padahal kita sudah melakukannya tiap hari.
apa yang bisa kita lakukan dan bermanfaat untuk orang lain itulah bakat kita. suatu saat bakat lain bisa muncul dikemudian hari, ya kita terima sebagai amanat spt sekarang.

Dari manakah asal muasal munculnya suatu bakat

Over Fame

Perdebatan menarik yang telah berkembang terkait keberbakatan berkisar pada apakah bakat itu diciptakan/ dilatih atau dibawa dari lahir. Gagasan bahwa bakat itu bawaan lahir tampaknya telah membuat banyak orang merasa tak senang.
Bagaimana tidak, gagasan itu seolah memenjarakan mereka dari kebebasan bereksplorasi dan dalam menekuni minat tertentu. Tapi manakala kita melihat lebih jauh tentang asal muasal bakat ini, kita bahkan tak perlu berpihak pada salah satu kubu, karena jawabannya memang bukan pada keduanya.Bahasan tentang ini sangatlah terkait dengan neurologis dalam diri kita. Maka kita akan memulainya dengan bicara tentangnya.
Jadi begini: Neuron pertama kita terbentuk pada saat empat puluh dua hari di dalam kandungan. 120 hari kemudian, jumlahnya meningkat hingga 9.500 baru setiap detiknya! Di saat kelahiran, kita telah memiliki 100 milyar neuron. Jumlahnya akan tetap sedemikian itu hingga kita mati nanti. Nah, bicara tentang bakat, awalannya adalah yang berikut ini.
60 hari menjelang kelahiran, neuron yang kita punya mulai berkomunikasi satu sama lain dan membentuk jalinan yg disebut axon. Manakala sebuah jalinan terbentuk, maka sebuah sinapsis pun terbentuk. Di saat usia kita telah mencapai tiga tahun, setiap seratus milyar neuron telah membentuk jaringan sinapsis dengan neuron lainnya. Nah, keberbakatan kita mulainya dari sini, yakni dengan adanya koneksi antar neuron.
Jalinan sinapsis otak pembentuk bakat
Di saat koneksi antar neuron ini terjadi, anak tampak sedemikian aktif luar biasa. Kita biasanya mencermati terjadinya pada dua waktu: yakni di saat balita dan saat anak berumur belasan tahun (sekitar kelas 1-2 SMA). Itu adalah saat2 di mana anak dikenal amat aktif (baca: nakal bukan main). Mereka mencoba banyak hal, dan tampak berbakat pada banyak hal.
Tapi terlalu tergesa utk mengatakan bahwa itu memang bakat. Atau lebih tepatnya begini: apakah itu akan jadi bakat atau tidak, itu akan amat tergantung pada minat si anak. Manakala si anak terus berminat pada bidang tertentu, maka otomatis itu akan menjadi bakatnya. Mengapa bisa begitu? Karena hukum alam telah menakdirkan jaringan sinapsis yg awalnya terbentuk tadi kian lama kian melemah dan bahkan menghilang. Ini berlaku untuk apa2 yg kita tidak pernah atau jarang sekali melatihnya. Sampai kita kemudian berusia 16 tahun, separuh dari jaringan itu telah hilang. Dan kita tidak bisa membentuknya kembali.
Tapi justru dari terputusnya sinapsis itulah kemudian apa yang dinamakan bakat benar2 jadi terasah. Tidaklah benar bila dibilang semakin banyak koneksi sinapsis yang kita punya, maka menjadi semakin pintar dan efektif pula lah kita. Justru sebaliknya, kita malah akan kebingungan manakala punya sekian banyak sinapsis. Karena kita jadi tak bisa ahli di bidang tertentu. Perlu diketahui bahwa setiap jalinan sinapsis akan menciptakan dorongan pada diri untuk ingin dan terus ingin melakukan (dengan kata lain: menciptakan minat). Dengan begini, maka kita malah akan kebingunan mencoba ini dan itu tanpa benar-benar pernah mematangkan sebuah kompetensi tertentu.
Jika dibuat permisalan, maka setiap sinapsis kita ibaratnya adalah jalan tanah. Manakala kita terus melewatinya, maka jalan itu akan membaik -dengan kesengajaan atau tidak- hingga akhirnya bisa menjadi jalan makadam (jalan dengan batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil), kemudian menjadi jalan aspal hingga akhirnya menjadi jalan tol. Disebut bakat sesungguhnya manakala kita mampu mengkapitalkan atau mengeksploitasi jalinan sinapsis kita hingga seolah menjadi jalan bebas hambatan: di mana kita jadi sedemikian mudah dan nikmat dalam melakukannya.
Artinya: Kepintaran dan efektivitas kita justru bergantung pada bagaimana kita mengkapitalkan koneksi sinapsis yang sudah ada; dengan membuatnya makin kuat dan makin kaya dengan sinapsis-sinapsis pendukung yang relevan. Secara hukum alam, jaringan2 sinapsis itu diputus justru untuk memberi kita ruang agar bisa mengeksploitasi sinapsis2 tertentu.
Dr. Anders Ericsson dalam “Cambridge Handbook of Expertise and Expert Performance,” sebuah buku akademik setebal 900 halaman menyatakan bahwa para expert performer -mulai dari pebalet, pebasket, programmer komputer hampir selalu “dibuat” (dengan latihan), bukannya dilahirkan. Dia mengatakan “Yes, practice does make perfect.” Dia kemudian menyatakan klise yang sering kita dengar: “When it comes to choosing a life path, you should do what you love, because if you don’t love it, you are unlikely to work hard enough to get very good.”
Jika memang demikian halnya, sebenarnya ini tidaklah bertentangan dengan apa kata Marcus Buckingham dan Donald O. Clifton’s berdasarkan riset 25 tahun senilai multi million pound yang dilakukan oleh Gallup terhadap dua juta career performers dari 101 perusahaan dan 63 negara. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa meskipun ada aspek bakat yang dibawa dari lahir, namun kita punya kekuatan untuk membentuk bakat apapun yang kita mau.
Catatan pentingnya, itu semua harus dilakukan semenjak balita hingga usia belasan tahun, karena sampai situlah batas otak kita dalam membuat jalinan sinapsis antar neuron. Lebih dari 20 tahun, Anda harus menemukan atau menggali dalam-dalam apa bakat dan kekuatan Anda. Di masa ini, Anda sudah tidak bisa lagi ‘menyuruh’ neuron di otak Anda untuk membentuk sinapsis yang benar-benar baru. Yang bisa Anda lakukan hanyalah membuat jalinan sinapsis di sekeliling sinapsis utama yang sudah terbentuk.
Apakah ini artinya diri kita terbatasi?
Tidak juga, sama sekali tidak. Nyatanya, Anda hanya akan melatih atau berinvestasi untuk apa-apa yang Anda suka untuk jalani. Dan itu adalah pertanda bakat.
S I G N adalah pertanda bakat Anda:
When you do it, you feel effective – the S of SIGN. Manakala menjalani, Anda merasa sreg dan seolah berkata “ini memang diriku” atau “ini memang pas/ cocok”.
Before you do it, you actively look forward to it – the I of SIGN. Sebelum menjalani, Anda merasa angen-angenan, atau selalu mendambakan untuk bisa melakukannya
While you are doing it, you feel inquisitive and focused – the G of SIGN. Di saat sedang menjalani, apakah punya rasa penasaran dan keinginan yang besar untuk terus belajar, serta juga amat mudah dalam berkonsentrasi?
After you’ve done it, you feel fulfilled and authentic – the N of SIGN. Dan manakala telah menjalaninya, apakah merasa terpuaskan secara batin?
Sehingga manakala Anda punya minat di bidang tertentu, itu sebenarnya adalah pertanda bakat. Untuk memverifikasinya, Anda perlu cermati tanda2 di atas. Jika tanda2 tersebut tidak Anda temui, maka tak perlu bersedih, toh Anda juga tak akan merasa nikmat manakala menjalaninya. Practice makes perfect nyatanya tidak berlaku pada semua bidang kemampuan.
Pemahaman tentang semua ini akan menuntun kita untuk benar-benar menjadi diri sendiri dan menjadi bersepakat dengan perkataan:
“You cannot be anything you want to be, but you can be a lot more of who you already are.”


Senin, 20 Desember 2010

Arti Bakat

Konsuler Sukses memberikan arti bakat sebagai berikut :
Pengertian Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk bisa terealisasi bakat harus ditunjang dengan minat, latihan, pengetahuan, pengalaman agar bakat tersebut dapat teraktualisasi dengan baik.
Sehubungan dengan cara berfungsinya, ada 2 jenis bakat :
1. Kemampuan pada bidang khusus (talent) misalnya bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang arsitek.
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya dalam bakat musik terdapat kemampuan membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan akan irama dan nada.
Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

Pengukuran Bakat / Tes Bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan.
Melalui tes bakat diperoleh gambaran mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Hasil tes bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekerjaan atau karir apa yang harus dijalani, juga tidak untuk menjawab pertanyaan yang sangat khusus, misalnya “Apakah saya dapat menjadi seorang sekretaris?”

Tes bakat dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti misalnya :
• Apakah saya cocok untuk memilih bidang kedokteran?
• Manakah bidang yang lebih baik bagi saya, bidang keteknikan atau kedokteran?
• Apakah kelebihan dan kekurangan saya, apabila saya ingin menjadi seorang
akuntan?
Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak – anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing – masing.

Hal – hal Yang Mempengaruhi Bakat
• Pengaruh unsur genetik, khususnya yang berkaitan dengan fungsi otak bila dominan otak sebelah kiri , bakatnya sangat berhubungan dengan masalah verbal, intelektual, teratur, dan logis dan bila dominan dengan otak kanan berhubungan dengan masalah spasial, non verbal, estetik, artistik serta atletis.
• Latihan: Bakat adalah sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah, yang mutlak memerlukan latihan untuk membangkitkan dan mengembangkannya.
• Struktur tubuh mempengaruhi bakat seseorang. Seorang yang bertubuh atletis akan memudahkannya menggeluti bidang olah raga atletik.

Cara Mengembangkan Bakat
• Perlu keberanian
Berani memulai, berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dsb), berani bertarung. Keberanian akan membuat kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala.
• Perlu didukung latihan
Bakat perlu selalu diasah, latihan adalah kunci keberhasilan.
• Perlu didukung lingkungan
Lingkungan disini termasuk manusia, fasilitas, biaya, dan kondisi sosial yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat.
• Perlu memahami hambatan dan mengatasinya
Maksudnya disini perlu mengidentifikasi dengan baik kendala – kendala yang ada, kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya.

Minggu, 28 November 2010

Liar's Dan Aristya Colection di Pesona Kayangan II Depok


Dewi awalnya menekuni bidang parfum yang memiliki branded, sedang Astrid seoarng mahasiswi di salah satu Fakultas Hukum dibilangan Depok. Mereka sama-sama memiliki ide bagaimana meningkatkan penghasilan.
Dua ide dari 2 orang anak manusia itu disinkronkan oleh mereka berdua sehingga menjadi satu sinergi yang bermanfaat bagi mereka berdua.Ringan saja sebenarnya dengan saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, akhirnya mereka akan mendapatkan satu keluaran yang bermanfaat bagi mereka berdua.
Setelah mereka melakukan survey lapangan, mereka mendapat ide untuk menjual koleksi fashion mereka dengan tanpa menngganggu kegiatan utama mereka. Tempat mereka mengimplementasikan ide mereka di dalam bazaar mingguan yang memang dilakukan setiap hari minggu pagi hingga siang hari di depan Perumahan Pesona Kayangan II Depok.
Dua anak manusia itu menekuni kegiatannya, dan nampaknya sedikit demi sedikit mengalami kemajuan, enam bulan yang lalu mereka hanya menempati ruang 3 X 3 saat ini tempat mereka telah 4 X lebih luas dari enam bulan yang lalu. saat ditemui oleh Cinthya Eyes, Astrid menyatakan bahwa mereka mencoba melakukan kegiatannya secara mandiri, yang utama menurutnya jangan membuat repot repot orang tua ( misalnya minta rekomendasi orang tua)dan hilangkan rasa gengsi, yang penting semua yang dilakukan tetap menjunjung tinggi kebenaran.
wooow, Cinthya Etes juga mencoba menanyakan omzet mereka setiap minggu, menurut dewi omzet mereka cukup lumayan, yaa cukuplah untuk meningkatkan taraf hidup mereka secara mandiri....wooooooow.
Semoga sukses sobat.

Minggu, 26 September 2010

Masih Tentang Bakat

Tulisan ini kami kutip dari Bloger Jiwa sukses, materinya masih tentang bakat, berikut materi tulisannya,
BAKAT dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, Adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Kamus Advance, misalnya, mengartikan talent dengan “natural power to do something well.” Dalam kamus Marriam-Webster’s, dikatakan “natural endowments of person.” Dalam percakapan sehari-hari kita sering mengatakan si anu berbakat di nyanyi, di bisnis, di IT dan seterusnya.
Rupanya, bakat dalam pengertian kedua ini juga dipakai oleh Thomas Amstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborsi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan. Dalam tulisannya, Little Geniuses, yang pernah diterbitkan majalah Parenting (1989), ia menjelaskan, Bakat Manusia bisa muncul dalam berbagai bentuk. Di bawah ini saya mencoba mendaftar proses yang bisa kita lakukan berdasarkan temuan ilmiyah para ahli atau juga pengalaman orang lain yang sudah menemukannya:
1.Hasrat sejati(inner Calling)
Di sini yang perlu kita lakukan adalah menemukan keinginan-keinginan yang selalu mendorong kita untuk meraihnya atau melakukannya. Konon, di setiap diri manusia sudah dipasang semacam stasiun radio yang selalu menyuarakan dorongan kepada kita untuk melakukan sesuatu yang sifatnya sangat spesifik. Inilah yang disebut hasrat sejati – yaitu sebuah hasrat yang terus menggelora di dalam diri kita. Supaya hasrat sejati itu teratur dan tersalurkan, cobalah merumuskan dan memperjuangkan tujuan hidup yang sudah kita buat berdasarkan kemampuan kita hari ini. Kesimpulan Mary Lou Retton mengatakan,“Setiap orang memiliki bara api yang menyala-nyala di dalam hatinya untuk meraih sesuatu. Tujuan hidup adalah alat untuk menemukannya dan menjaganya supaya tetap menyala.”
2.Pembukitian Diri
Membuktikan diri artinya kita memunculkan ide, gagasan atau keinginan lalu kita memperjuangkannya sampai berhasil. Agar kita tidak terlalu sering gagal, pilihlah yang kira-kira bisa kita lakukan dengan kapasitas yang kita miliki hari ini. Semakin banyak yang bisa kita realisasikan, semakin tahu di mana sebetulnya keunggulan dan kelemahan kita. “Selama Anda belum bisa melihat hasil karya Anda, selama itu pula Anda belum tahu kemampuan Anda”, pengalaman Martine Grime. Biasanya, selama kita belum bisa membuktikan apa yang sanggup kita lakukan (menghasilkan kreasi atau karya), penilaian kita tentang kemampuan kita masih belum akurat. Terkadang kita hanya merasa mampu padahal belum tentu kita memiliki kemampuan. Pembuktian adalah jalan untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki kemampuan atau baru merasa mampu.
3.Perbandingan Positif
Ini juga bisa kita lakukan. Tehniknya, kita dapat membuat perbandingan antara kita dengan orang lain. Orang lain itu bagaikan cermin buat kita. Mengetahui di mana keunggulan dan kelemahannya, biasanya akan menunjukkan di mana keunggulan dan kelemahan kita. Tehnik melihat dan melakukan sesuatu dengan orang lain (bersinergi atau bekerja sama) inilah yang pernah dilakukan Bruce Lee. Cuma ada satu yang perlu dicatat. Model perbandingan yang kita butuhkan adalah perbandingan positif. Maksudnya, kita membandingkan diri kita dengan orang lain, bukan untuk tujuan yang macam-macam, tetapi murni untuk memperbaiki diri.
4.Pengasahan(practicing)
Konon, sekitar tahun 1998, tim ahli dari Universitas Exter di Amerika pernah melakukan studi terhadap kehidupan orang-orang berprestasi, seperti Mozart, Picasco, dan macam-macam. Hasilnya, mereka merekomendasikan kepada umat manusia untuk membuang mitos yang selama ini diyakini. Mitos seperti apa yang biasa kita yakini? Kita sering meyakini bahwa orang-orang berprestasi tinggi itu meraih prestasinya karena Tuhan “mengistimewakan” mereka dengan bakat yang dimiliki sementara kita bukan seperti mereka.
Mengapa keyakinan semacam ini disebut mitos? Telaah di lapangan menyimpulkan, ternyata bukan karena bakat semata yang membuat mereka berhasil. Memang benar, mereka meraih prestasi tinggi karena punya bakat, ada peluang, ada dukungan dan ada pelatihan, tetapi faktor yang paling banyak mendukung keberhasilan mereka adalah “practicing” atau mengasah bakat, keunggulan atau kelebihan alamiah yang melekat pada dirinya.
“Orang selalu berkata kepada saya bahwa bakat saya dan kejelian saya yang menjadi alasan kesuksesan saya. Mereka tidak pernah berkata tentang praktek, praktek, dan praktek yang saya jalankan.” (Ted Williams, 1918)
5.Penempatan/penyaluran
Tidak semua keunggulan alamiah itu berada di lokasi yang sangat jauh dari kita sehingga kita perlu mencarinya setengah mati. Ada kalanya bisa muncul dari hobi, kegemaran-kegemaran kecil, kegiatan tertentu yang kita lakukan tanpa beban seperti orang main-main atau dari hal-hal yang sangat dekat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Di sini yang dibutuhkan adalah menyalurkan atau menempatkannya pada saluran atau bidang-bidang yang kira-kira menguntungkan kita lalu kita perbaiki dan kita kembangkan.
Sebagai tambahan, kami ingin mengutip hasil telaah dua orang pakar dari dunia yang berbeda. Mudah-mudahan ini juga bisa kita jadikan referensi. Pertama, dari seorang konsultan olahraga yang banyak menggeluti kehidupan atlet, Marie Dalloway, Ph.D, (2000-2004). Ia mensyaratkan adanya lima hal mendasar bagi seorang atlet untuk mengaktualkan bakat potensialnya, seperti berikut:
1. Bakat (Talent)
2. Kemauan keras untuk maju (Steel Will).
3. Dedikasi (cinta pekerjaan atau profesi)
4. Pembinaan dan Latihan
5. Training – diri
Sidney Moon dalam konferensi tahunan kedelapan tentang bakat di Yunani (2002) menjelaskan bahwa supaya bakat seseorang itu muncul dan bermanfaat bagi orang itu (ter-aktualkan), maka ini menuntut tiga hal, yaitu:
1. Kemampuan memahami diri (tahu kelebihan, tahu kelemahan, tahu tujuan, dst)
2. Kemampuan membuat keputusan hidup yang bagus (berpikir positif, ber-aksi positif, bergaul di lingkungan kondusif, dst)
3. Kemampuan menaati disiplin–diri (kemauan, ketekunan, kegigihan, dst)
Harus diakui memang bahwa ada rahasia Tuhan di balik istilah bakat itu. Maksud saya, bakat dalam arti keunggulan alamiah (potensi) memang dimiliki oleh semua orang, tetapi kenyataannya ada orang yang tahu (“ditunjukkan”) harta karunnya lebih dini sementara yang lain tidak. Ada bakat tertentu yang punya nilai sendiri untuk masa tertentu sementara yang lain tidak atau belum. Mengapa ini harus terjadi, tentu kita tidak tahu seratus persennya. Selamat mengeksplorasi bakat Anda.
sumber : blog jiwasukses.

Sabtu, 18 September 2010

Bakat

Kali ini saya kutipkan karya ilmiah dari Umar Al Habsyi, semoga bermanfaat untuk anda

Ketika ditanyakan apakah definisi bakat, beragam pula jawabannya. Dan memang bakat ini didefinisikan secara beragam oleh berbagai ahli. Tapi secara umum, bakat dapat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu jenis aktifitas tertentu, baik ia sudah dikembangkan ataupun belum.


Dalam hal pengembangan bakat ini ada sebuah perdebatan klasik yang menarik antara “Nature” versus “Nurture”. Perdebatan ini berkaitan dengan mana yang lebih penting antara bakat (nature) dengan penempaan/pelatihan (nurture) dalam hal pengembangan seseorang. Tentu saja keduanya penting untuk menghasilkan kemampuan kinerja pada suatu bidang/jenis aktifitas tertentu. Yang menjadi permasalahan berikutnya adalah manakah yang perlu dijadikan fokus penempaan, bagian kekuatan bakat kita atau sisi kelemahannya.


Kebanyakan orang akan menjawab bahwa kelemahanlah yang perlu menjadi fokus penempaan sehingga ia tidak lagi menjadi kelemahan lagi. Tapi tepatkah jawaban tersebut?


Salah satu lembaga yang melakukan survey untuk menemukan jawaban ini antara lain adalah Gallup, sebuah lembaga survey terkemuka dunia. Gallupmelakukan survey terhadap bakat “membaca cepat” (speed reading) pada populasi tertentu yang ditentukan. Hasil survey pertama mengatakan bahwa kecepatan paling rendah adalah sekitar 90 kata per menit, dan yang tercepat adalah 350 kata per menitnya. Apa langkah terbaik yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat dari para peserta itu? Sebagian besar dari orang yang ditanya akan menjawab bahwa melatih peserta dengan kecepatan baca 90 kata per menit akan lebih mungkin menghasilkan signifikansi peningkatan ketimbang yang 350 kata/menit. Karena dalam bayangan kita masih ada rentang improvementyang cukup besar dari 90 kata/menit, sementara yang 350 kata/menit sepertinya sudah mendekati mentok.



Setelah dilatih metode speed reading yang baik, peserta yang semula memiliki kecepatan 90 kata/menit dapat berhasil ditingkatkan menjadi 140 kata/menit. Wah, bagus dong?!


Iya, bagus. Tapi bagaimana kalau yang dilatih speed reading adalah peserta yang sudah 350 kata/menit? Ternyata hasilnya adalah 6.000 kata/menit!! Jauh lebih menakjubkan, bukan?


Kenyataan hasil survey-survey yang sejenis ini kemudian mengarahkan kepada pengembangan pendekatan pengembangan SDM baru yang berbasis kekuatan (strenght-based approach). Kekuatan ini diidentifikasi sebagai bakat alamiah. Pendekatan ini menggantikan pendekatan yang sejak lama banyak digunakan yaitu deficit-based approach.


Paradigma Nature(lawannya nurture) meyakini bahwa bakat terbentuk sejak 60 hari sebelum manusia dilahirkan sampai dengan 14-16 tahun, dan sulit untuk berubah setelahnya. Diketahui bahwa setiap manusia dipastikan memiliki bakat atau karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu, daripada membuang-buang waktu dengan memberikan pelatihan yang ditujukan untuk memperbaiki kelemahan, akan lebih baik bila kita berfokus pada pengembangan KEKUATAN untuk mendapatkan hasil terbaik dan mensiasati KELEMAHAN yang ada.


Sang Maha Pencipta tidaklah menciptakan semua manusia dalam keadaan yang sama, dan tidak membekali potensi yang sama bagi semua bidang kepada setiap manusia. Untuk memutar roda-roda kehidupan, Dia menciptakan beberapa individu dengan potensi talenta yang khusus, agar setiap individu meniti sebuah jalan yang sesuai dengan talentanya dan melakukan aktifitas-aktifitas yang terpancar dari kecenderungan batin dan kekuatan fitrinya.


Seperti kata sebuah pepatah bijak: setiap rahasia memuat keindahan, beruntunglah orang yang menemukan talentanya!

Sungguh beruntunglah orang yang memupuk potensi-potensi baiknya, Qad aflaha man zakkaaha.

So, apa bakat kita?


Umar Al Habsyi