Tulisan ini merupakan tulisan dari : Drs. Mardiya
Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo,
Lingkungan menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam pengembangan bakat anak, karena faktor lingkungan yang memungkinkan tidaknya anak dapat melakukan kegiatannya serta mengaktualisasikan kemampuannya yang masih bersifat potensial. Dengan demikian, meskipun anak berbakat dalam bidang tertentu tetapi bila tidak didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif termasuk keberadaan sarana prasarananya, mustahil anak dapat mengembangkan bakatnya secara optimal.
Demikian dikatakan oleh Drs. Syamsudi, SU Kons, Dosen Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (FIP UNY) dihadapan tidak kurang dari 190 kader Bina Keluarga Balita (BKB), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Guru Taman Kanak-kanak (TK), Penyuluh KB dan Keluarga yang memiliki anak balita pada saat seminar sehari yang bertema ?Optimalisasi Proses Tumbuh Kembang Anak melalui Pengembangan Minat dan Bakat Anak? di Balai Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulonprogo, Senin (20/7). Penyelenggara seminar adalah Forum Komunikasi Institusi Masyarakat Pedesaan (FK IMP) Kabupaten Kulon progo dibawah koordinasi Supardi HS bekerja sama Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Cabang Kulonprogo pimpinan Samsudi, SS dan Sanggar Karya Tulis Keluarga ?Nidya Pena? Salamrejo, Sentolo yang dikelola oleh Drs. Mardiya.
Dalam acara yang juga dihadiri unsur TP PKK Kabupaten Kulonprogo Ny. Mulyono sekaligus yang memberi sambutan dan membuka acara, Ka Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo Drs. Krissutanto, Kabid KB Drs. HM Dawam dan Kabid KS Drs. Harminto, MM tersebut Syamsudin menambahkan, selain faktor lingkungan dan ketersediaan sarana prasarana, orangtua dan guru memiliki peran yang tidak kecil dalam pengembangan bakat anak. Karena orangtua dan guru dapat memberi stimulan agar anak dapat merespon sesuai dengan kemampuannya, dengan demikian bakat anak dapat berkembang.
Bakat (aptitude) itu sendiri menurut pakar pendidikan yang sekarang juga aktif jadi dosen di Universitas Ahmad Dahlan ini, merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu untuk masa depan atau kemampuan potensial. Keberbakatan anak tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tetapi juga dari segi prestasi, kreatifitas, dan karakteristik pribadi dan sosial
lainnya dari kemampuan yang bersifat potensial maupun aktual. Dengan demikian anak yang berbakat akan menunjukkan kemampuan unjuk kerja tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan atau bidang akademik tertentu. Ciri-ciri penting dari anak yang berbakat antara lain memiliki ingatan yang kuat, mampu belajar lebih cepat, mampu berkonsentrasi lebih lama, senang melakukan eksplorasi dan memiliki keingintahuan yang besar.
?Selain beberapa ciri di atas, anak yang berbakat akan memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, memiliki tenaga yang kuat dan tidak cepat lelah, lebih suka bermain dengan orang atau anak yang lebih tua, memiliki humor yang baik serta menunjukkan kepemimpinan yang tinggi dan kemampuan sosial yang baik disamping memiliki perbendaharaa kata yang jauh lebih baik daripada anak normal? kata Syamsudin.
Sumber berita: Drs. Mardiya
Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDP dan KB) Kabupaten Kulonprogo
HP. 081328819945
Tidak ada komentar:
Posting Komentar